BONGKAR JIMAT
Wafaq (wifiq) untuk melariskan dagangan
Artikel ini
untuk menjawab pertanyaan sdr Ali pada tulisan “Ilmu Menulis Rajah”.
Mengapa wafaq yang kita tulis seperti gambar diatas tidak terasa khasiat
atau fungsinya?
Namun sebelum menjelaskan jawabannya, saya
mohon maaf, bila tidak berkenan untuk mengkoreksi semua gambar wafaq
yang anda kirim ke email kami.
Karena ini sebenarnya adalah tanggung
jawab penulis/penyusun buku Mujarobat Wafaq itu. Jadi lebih tepat bila
anda menemui kendala, langsung saja berkonsultasi dengan penulis buku
Mujarobat tersebut.
Disini akan saya jelaskan salah satu saja dari sekian wafaq yang anda dikirim, dan itupun saya
jelaskan secara sekilas saja, yang tampak jelas dari melihat gambar
wafaq diatas. Selebihnya bila anda memang berniat ingin bisa menulis
wafaq dan azimat, silahkan berguru langsung kepada sesepuh ahli wafaq
dan Rajah.
Untuk
menjawab pertanyaan diatas tadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah
selidiki dahulu kebenaran dari isi tulisan Wafaq yang akan ditulis.
Kedua, evaluasi tatacara (kaidah) saat menulis wafaq, Apakah sudah
sesuai dengan kaidah menulis wafaq atau belum? Ketiga, evaluasi
kemampuan spiritual kita, bisa atau tidak menjalin energi ghaib?
Bila 3 hal
tersebut telah dilakukan dengan sempurna, maka InsyaAllah Wafaq yang
ditulis pasti akan memancarkan energi ghaib dan berkhasiat sesuai dengan
fungsinya. Nah, mari kita mulai koreksi isi dari wafaq diatas.
Langkah pertama, Memastikan kebenaran isi tulisan Wafaq.
Jika wafaq
yang akan ditulis disalin dari sebuah buku atau kitab, maka ada baiknya
cermati dahulu kebenaran tulisannya. Karena tidak menutup kemungkinan
tulisan wafaq pada buku tersebut sudah tidak sesuai dengan aslinya.
Apalagi bila wafaq tersebut didapat dari buku-buku mujarobat yang dijual
dipasaran. Kemungkinan terjadi salah cetak, tulisan tidak jelas,
terdapat huruf yang hilang dan sebab lain yang membuat suatu tulisan
wafaq sudah tidak sesuai dengan aslinya. Atau bahkan memang disengaja
dibuat keliru oleh penulisnya dengan maksud agar wafaq tersebut tidak
disalahgunakan oleh sembarang orang. Pada akhirnya bila tulisan wafaq
tidak sempurna maka wafaq tidak bisa berfungsi sesuai yang diharapkan.
Nah, sebelum menulis wafaq kita harus tahu terlebih dahulu pengertian wafaq. Secara singkat, “Wafaq” bermakna selaras, serasi dan sistematis.
Jadi tulisan wafaq adalah tulisan yang berupa huruf, angka, simbol yang
membentuk pola yang sistematis dan serasi. Yang diyakini akan membentuk
pola energi yang dapat difungsikan sesuai dengan niat sang pembuat
wafaq. Jadi menulis wafaq tidaklah sembarang menulis, mempunyai kaidah
tertentu, setiap tulisan / huruf satu dengan yang lainnya harus serasi.
Dari gambar wafaq diatas, terdapat ketidak serasian. Misalnya pada tabel
persegi 3×3 ini :
Angka-angka
dalam tabel persegi 3×3 tersebut tidak serasi, itu artinya wafaq ini
terdapat kekeliruan. Untuk diketahui bahwa angka-angka dalam kotak
persegi 3×3 tersebut merupakan angka dari hisab Abjadiyah Asma: “ALLAH”.
Yang jumlahnya adalah 66. Untuk mengetahui bagaimana mendapatkan nilai
angka 66 ini anda bisa mempelajari di Kajian Ilmu Gaib tentang “ILMU
HURUF” yang telah pernah saya tulis.
Keserasian
dari wafaq adalah bila angka-angka dalam kotak persegi wafaq saling
dijumlahkan secara vertikal, horisontal dan diagonal maka akan
menghasilkan jumlah yang sama (dijumlahkan kebawah, kesamping ataupun
miring, semua jumlahnya sama). Dalam wafaq ini seharusnya jumlah hisab
dari Asma ”ALLAH” adalah 66. Sedangkan pada gambar wafaq diatas, tidak
demikian adanya. Maka wafaq ini keliru.
Simak koreksi ketidak serasian wafaq persegi 3×3 tersebut pada gambar dibawah ini:
Seharusnya wafaq persegi 3×3 dari asma “ALLAH” yang benar adalah :
Kemudian koreksi yang selanjutnya terdapat pada huruf-huruf dibawah kotak persegi 3×3 tersebut, yaitu:
Huruf-huruf tersebut adalah potongan dari Al Quran Surat Ali Imran ayat 37 yang sengaja ditulis dengan cara taqti’
(diputus-putus per hurufnya). Kemudian diakhiri dengan tulisan Shalawat
Nabi Muhammad SAW. Untuk koreksi dari rajah huruf tersebut simak gambar
saya ini. Klik 2x untuk memperbesar gambar.
- Huruf-huruf pada baris 1 (berwarna biru) adalah huruf yang saya salin dari gambar wafaq diatas.
- Huruf-Huruf pada baris 2 (berwarna hitam) adalah huruf yang sesuai dengan sumber dari ayat 37 Surat Ali Imran.
- Baris 3, adalah lafal tulisan aslinya, yaitu dari ayat 37 Surat Ali imran.
- Lingkaran merah menunjukan huruf yang salah atau hilang (tidak ditulis).
Dan berikut ini koreksi tulisan Shalawat nabi Muhammad SAW lanjutan dari huruf-huruf tadi.
Jadi wajar
bila wafaq yang ditulis seperti gambar diatas tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Karena memang wafaq tersebut ternyata tidak
sempurna alias sudah tidak sesuai aslinya lagi.
Jika isi
tulisan wafaq telah benar, kemudian langkah selanjutnya adalah menulis
Wafaq dengan benar sesuai dengan kaidah penulisan wafaq. Antara lain
sebagai berikut:
Bila kita
biasanya menulis dari kiri kekanan, maka tidak demikian dengan cara
menulis wafaq. Wafaq ditulis dari kanan ke kiri. Dan berputar searah
jarum jam.
Khusus untuk
membuat kotak persegi 3×3 atau 4×4 dan seterusnya, memakai kaidah
keselarasan. Jadi angka-angka dalam kotak persegi tersebut tidak ditulis
dari kanan ke kiri atau sebaliknya, bukan juga dari atas kebawah atau
sebaliknya, tetapi angka-angka tersebut dimasukan dalam kotak secara
urut sesuai dengan pola sistematis wafaq persegi. Urutan penulisan
angka-angka tersebut yaitu :
Jika kita
jumlahkan secara horisontal (kesamping), vertikal (atas-bawah), diagonal
(miring) maka hasilnya akan sama (selaras). Jadi penulisan angka-angka
yang ada didalam persegi 3×3 itu, harus selalu berurutan penulisannya,
dimulai dari kotak ke-1, ke-2, ke-3 dan seterusnya. Jika ditulis secara
sembarangan maka energi ruhani wafaq tersebut tidak akan selaras,
akibatnya azimat dari wafaq ini menjadi tidak sempurna. Bahkan bisa
berefek negatif terhadap orang yang membawa wafaq tersebut, misalnya
mudah pusing, sakit-sakitan, susah konsentrasi, mudah emosi atau efek
negatif lainnya akibat ketidak selarasan energi yang ada pada dirinya.
Apa yang saya
jelaskan disini hanya sekilas saja. Untuk tahap lanjut, wafaq tidak
hanya berbentuk persegi 3×3 saja, bisa 4×4, 6×6 dan seterusnya. Dan
tentu memiliki kaidah Khusus dalam penulisannya agar wafaq tersebut
menjadi sempurna (selaras).
Setelah
mengerti Kaidah-kaidah dalam menulis wafaq, langkah selanjutnya adalah
kemampuan menjalin energi gaib. Agar azimat yang kita buat bisa
berdayaguna atau berfungsi sesuai dengan yang kita harapkan. Jalinan
energi gaib seperti sebuah jalinan antara ibu dan anak atau seperti
seorang Empu dengan keris pusaka buatannya. Seorang ahli rajah disadari
atau tidak pasti melakukan hal ini. Antara lain dengan cara membaca doa,
wirid, mantera, tirakat puasa, visualiasasi (daya cipta), meditasi atau
bentuk ritual lainnya.
Demikianlah jawaban koreksi dari wafaq ini. Apa yang saya
sampaikan ini tidak mengada-ada. Tapi memang beginilah ILMU WAFAQ yang
dipakai oleh para ulama ahli hikmah dan wafaq. Kepada para sesepuh,
mohon koreksinya apabila terdapat kesalahan didalam penjelasan ini.
Nuwun,
—oOo—
Ki UmarJogja
rasasejati.wordpress.com
rasasejati.wordpress.com