Budaya Ritual Magis & Kitab Primbon
Ketika
segala usaha lahiriah seolah-olah telah buntu untuk mengakhiri nestapa
dan duka lara yang menyergap kehidupan. Tidaklah mengherankan jika masih
ada segolongan orang yang setia mengadakan ritual budaya magis dan
mencari nasehat lewat wejangan kitab primbon. Yang tujuan dari semua itu
untuk mencari jalan keluar atas segala macam persoalan yang sedang
dihadapinya.
Paranormal
merupakan bagian dari budaya spiritual magis. Paranormal adalah sebutan
lain dari dukun. Orang yang mempunyai kemampuan supranatural. Yang
dengan kemampuannya itu, melalui ritual magis, ia dapat menolong orang
lain yang sedang dilanda kesulitan hidup. Prosesi ritual magis dapat
juga dilakukan tanpa bantuan paranormal, bila orang tersebut telah
mengerti tatacaranya.
Dua puluh
tahun terakhir ini gejala supranatural dan booming paranormal mewabah di
negeri ini. Kini Paranormal telah menjadi suatu profesi layaknya
profesi umum lainnya seperti pedagang, pengusaha, dokter dan sebagainya.
Mengiklankan jasa keparanormalannya diberbagai macam media cetak,
elektronik dan internet. Meski tak semua dari mereka itu adalah
paranormal sejati. Banyak juga paranormal gadungan. Yang hanya menjual
cerita, tahayul, mitos dan sugesti. Ada pula yang hanya berbekal kitab
primbon untuk mencari solusi atas permasalahan klien atau pasiennya.
Maka tidak mengherankan bila solusi yang ditawarkan terkesan kuno dan
aneh-aneh.
Dalam
kehidupan sebagian orang, kitab primbon memang jadi semacam bahan
rujukan. Kitab warisan budaya nenek moyang ini, dahulu merupakan
pegangan para pinisepuh untuk menentukan musim cocok tanam, pesta
perkawinan, merawat ibu hamil dan bayi, merawat binatang peliharaan,
meramu obat tradisional, menafsirkan mimpi dan pertanda alam, membaca
karakter-watak manusia, sampai penjabaran mantra-yoga (ilmu-ilmu
mistik). Isi kitab primbon tersebut merupakan hasil dari penelitian dan
pengumpulan tradisi keseharian masyarakat jaman dulu. Awalnya diuraikan
secara lisan dari mulut ke mulut kemudian dituliskan.
Segolongan
orang percaya dan sebagian orang ada yang tak percaya dengan isi kitab
primbon. Namun terlepas dari kepercayaan masing-masing, kitab primbon
memang merupakan salah satu karya agung warisan budaya jaman dahulu.
Kitab primbon merupakan cerminan dari pola kehidupan sehari-hari nenek
moyang, lambang dari kebudayaan masa lalu.
Disetiap
jaman, selalu lahir karya baru, lalu menjelma jadi kebudayaan baru.
Sekarang, jaman telah berubah modern, kemajuan pembangunan dan teknologi
yang begitu pesat, segala sesuatu bergerak maju dengan cepat. Hingga
yang tidak dapat mengikuti perkembangan jaman yang begitu pesat ini akan
tertinggal, tersisih lalu akhirnya gagap dan asing dengan dunia tempat
tinggalnya sendiri ini.
Begitu pula
dengan manusia yang terus mengikuti arus jaman materialistik, akhirnya
kebingungan akan jati dirinya. Terhimpit oleh sesaknya gedung-gedung
beton dan teknologi. Kemudian mulai berusaha melahirkan gaya hidup baru,
kembali ke alam. Membuka kembali kitab primbon, mencari rujukan tentang
kehidupan nuansa alami jaman dahulu. Serta mempelajari kebijaksanaan
lewat meditasi, yoga ataupun lewat ritual-ritual lainnya. Mereka merasa
menemukan pelepasan, lewat ajaran-ajaran kuno itu, yang sudah lama
dilupakan.
Oleh karena
itulah, meski sekarang jaman sudah sedemikian cosmopolitan, namun
seluruh ajaran nenek moyang seperti ritual magis dan kitab primbon,
masih terasa sulit untuk dikesampingkan. Sebabnya, ajaran-ajaran itu
merupakan akar kebudayaan dari suatu bangsa itu sendiri.
—o0o—